Deputi Pengkajian Strategik: Diperlukan Cara-Cara di Luar Kebiasaan untuk Memperkuat Nilai-Nilai Pancasila
Berita & Artikel Senin, 11 Juli 2022, 10:26
Direktorat Pengkajian Ideologi Politik Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) kembali menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Menyikapi Menguatnya Ideologi Transnasional dalam Rangka Konsolidasi Demokrasi di Ruang Kresna Gedung Astagatra Lemhannas RI, Jakarta pada Senin (11/07).
Kegiatan dibuka oleh Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. Salah satu isu strategis nasional yang berkembang saat ini adalah menguatnya kembali ideologi transnasional dengan berbagai bentuknya. Kecepatan ekspansi ideologi transnasional bisa melampaui standar normal saat ini karena didukung pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mencermati hal tersebut, diperlukan cara-cara di luar kebiasaan untuk memperkuat nilai-nilai pancasila guna menghadapi rivalitas dan kompetisi dengan ideologi transnasional tersebut. Perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa, tutur Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. saat membacakan sambutan.
FGD tersebut menghadirkan delapan orang narasumber yang berasal dari Badan Intelijen Kemanan Kepolisian Republik Indonesia (Baintelkam Polri), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Narasumber pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa demokrasi merupakan permasalahan mindset yang hanya dapat tumbuh dan berkembang di negara-negara yg memiliki pandangan dan praktek demokrasi yang kuat. Penting bagi masyarakat dalam membangun dan mempertahankan nilai-nilai demokrasi bilamana ingin melakukan konsolidasi demokrasi. Salah satu elemen konsolidasi demokrasi, yakni penguatan civil society. Oleh karena itu, tugas bangsa saat ini mendukung dan memberikan ruang bagi civil society sebagai pendidik dan penguat akar demokrasi, agar penguatan nilai-nilai dan mindset demokrasi di semua pihak bisa berjalan dengan baik sehingga merupakan suatu prasyarat dalam melakukan upaya konsolidasi demokrasi.
Terkait perkembangan teknologi, internet dijadikan sebagai panggung untuk kita melakukan berbagai transaksi, komunikasi, interaksi dan kooperasi, yang akibatnya berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Perang informasi siber digunakan untuk merubah mindset, perilaku, sikap dan tingkah laku masyarakat sehingga berpengaruh terhadap ideologi bangsa dan negara. Maka, menjadi tugas bersama dalam memberikan literasi, satu keyakinan dan satu kepastian bahwa pancasila adalah satu-satunya kekuatan bangsa yang menjadi kebanggaan bersama kepada masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, mempertahankan pancasila khususnya sila ketiga, yakni persatuan Indonesia merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia karena itu adalah kekuatan dan center of gravity bangsa Indonesia. (SP/CHP)