Lemhannas RI Mengkaji Pembentukan Angkatan Siber dan Digital

Berita & Artikel Kamis, 24 Agustus 2023, 07:16

Lemhannas RI melalui Direktorat Pengkajian Hankam dan Geografi Debidjianstrat Lemhannas RI melaksanakan Focus Group Discussion Pembentukan Angkatan Siber dan Digital (TNI AS) pada Kamis (24/8) di Ruang Kresna, Gedung Astagatra Lantai 4, Lemhannas RI.

Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto yang mengambil contoh negara Singapura memiliki Angkatan Digital dan Intelijen (digital and intelijen service), saat membuka kegiatan tersebut, menyampaikan bahwa Singapura sebagai negara pulau sangat mengandalkan konektivitas global. Oleh karena itu, data dinilai menjadi sangat penting.

Lebih lanjut, Andi Widjajanto menyampaikan bahwa setidaknya ada tiga alasan Singapura membentuk matra tersebut. Pertama, yaitu untuk menarik digital talent. Kedua, Singapura merasa perang siber sudah terjadi, bukan sesuatu yang nanti akan terjadi. Ketiga, Singapura meyakini quantum computing akan segera matang dalam lima sampai enam tahun ke depan. Strategi mereka adalah berusaha cepat melompat menuju quantum computing, ujarnya.

Hal tersebut membuat Andi Widjajanto berpikir bahwa Indonesia juga harus mempersiapkan diri untuk menyusun skenario strategi. Kita memikirkan apakah dibutuhkan matra angkatan ke-4, terkait siber, katanya. Oleh karena itu, Lemhannas RI melakukan kajian ini guna memperdalam isu tersebut. Diharapkan kajian ini dapat memberikan masukan yang aktual dan strategis kepada pemerintah Republik Indonesia terkait langkah yang perlu diambil ke depan.

Pakar Keamanan Siber/Dosen Universitas Gunadarma Dr. rer. nat. I Made Wiryana, S.Si., M.Kom., M.Sc. menyampaikan paparan dengan judul pertimbangan kedaulatan digital pada keamanan siber. Pada kesempatan tersebut, I Made Wiryana menyoroti bahwa ancaman siber makin besar. Terkait hal tersebut, I Made Wiryana menyampaikan pemetaan kebutuhan SDM Keamanan Siber. Menurutnya, pembentukan SDM Keamanan Siber perlu dilakukan secara masif dengan sosialisasi secara luas, pemberian pelatihan, capstone project, internship, dan penempatan.

Di sisi yang sama, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo RI Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., M.M. menyampaikan opsi penguatan Indonesia melalui peran dalam percepatan transformasi digital. Pertama, Semuel Abrijani Pangerapan mengusulkan agar membentuk semacam instansi koordinasi untuk kebutuhan keamanan siber. Kedua, diusulkan untuk mencoba merekrut dari luar militer melalui bug bounty program atau program Born to Protect yang pernah dilaksanakan di Indonesia. Ketiga, agar membuat sertifikasi bagi pakar Cyber Defense tanah air melalui kerja sama dengan berbagai asosiasi. Keempat, agar dilakukan perekrutan pakar pertahanan siber sebagai pasukan cadangan yang bisa dipanggil dalam keadaan darurat.

Turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, Deputi Bidang Operasi Keamanan siber dan Sandi BSSN Mayjen TNI Dominggus Pakel, S.Sos., S.I., M.M.; Direktur 6.3 BIN Marsma TNI Dwiana Pilihanto, S.T., M.M.; Komandan Satuan Siber TNI Laksma TNI Tri Harsono, S.T., CHRMP.; dan Komandan Pussansiad Brigjen TNI Iroth Sonny Edhie. (NA/BIA)


Tag