Lemhannas RI Kaji Dinamika Geopolitik Timur Tengah
Berita & Artikel Rabu, 6 November 2024, 08:54
Guna mendalami isu-isu penting yang berkembang di kawasan Timur Tengah dan pengaruhnya terhadap kepentingan nasional, Lemhannas RI menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) tentang Dinamika Geopolitik Timur Tengah dan Pengaruhnya bagi Indonesia bertempat di Ruang Kresna pada Rabu (6/11).
Timur Tengah telah menjadi pusat perhatian dunia selama beberapa waktu ke belakang. Hal tersebut dikarenakan adanya konflik yang melibatkan aktor negara dan non-negara yang telah terjadi dalam beberapa waktu ke belakang. Kondisi yang diawali serangan tersebut menunjukkan bahwa ketegangan dapat meningkat dengan cepat dan meluas ke negara-negara sekitarnya.
Dinamika geopolitik yang semakin kompleks dan eskalasi yang sedang berlangsung membawa dampak yang signifikan pada keamanan kawasan dan bahkan memengaruhi hubungan internasional yang luas. Tidak hanya memengaruhi kawasan, kondisi tersebut juga berdampak bagi stabilitas global, termasuk kepentingan Indonesia.
Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. menyampaikan bahwa dalam konteks ekonomi global, eskalasi di Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas harga minyak dunia yang berdampak langsung pada kondisi ekonomi global, termasuk Indonesia. Sebagai negara dengan ketergantungan energi yang tinggi, Indonesia tentu harus memperhatikan fluktuasi harga minyak yang dipicu oleh konflik ini, kata Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI.
Hal tersebut tentunya dapat menambah beban pada anggaran pendapatan dan belanja negara serta memengaruhi harga-harga barang dan jasa di dalam negeri. Ketidakpastian tersebut juga berpotensi mengganggu aliran perdagangan internasional dan investasi, yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia.
Sedangkan dalam konteks keamanan nasional, dinamika geopolitik Timur Tengah dapat memicu risiko yang lebih luas, seperti kebangkitan jaringan terorisme yang berpotensi mengancam stabilitas keamanan Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan kesiapsiagaan dan antisipasi yang matang dalam menghadapi dampak dari perkembangan situasi di Timur Tengah.
Memerhatikan hal di atas, diharapkan FGD tersebut dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk mengantisipasi berbagai dampak yang mungkin timbul sebagai pengaruh konflik Timur Tengah terhadap Indonesia. Semoga diskusi yang akan kita lalui bersama dapat menjadi langkah awal yang bermakna bagi kesiapan Indonesia dalam menghadapi dinamika geopolitik timur tengah yang penuh tantangan, ujar Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI.
Hadir pada kesempatan tersebut selaku narasumber, yakni Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan Ketua Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Prof. Yon Machmudi, Ph.D.; Dosen Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia Agung Nurwijoyo, M.Sc.; Peneliti Departemen Hubungan Internasional Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) Pieter Pandie; Direktur Timur Tengah Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Ahrul Tsani Fathurrahman; dan Ketua Program Studi Kajian Terorisme Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia M. Syauqillah, S.H.I., M.Si., Ph.D.
Salah satu narasumber, yakni Peneliti Departemen Hubungan Internasional CSIS Pieter Pandie menyampaikan bahwa dampak dinamika geopolitik Timur Tengah terhadap politik dan keamanan global adalah penurunan kredibilitas dan kepercayaan terhadap institusi multilateral dan hukum internasional; political divide between the West and the Rest; serta berkurangnya kerja sama di tingkat global. (NA/CHP)