Hilirisasi, Langkah Indonesia Menuju Negara Maju
Berita & Artikel Senin, 28 April 2025, 15:00“Hilirisasi adalah sebuah instrumen untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi negara,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM RI) Bahlil Lahadalia. Hal tersebut disampaikan kepada Peserta Program Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Angkatan 68 Tahun 2025 dalam Kuliah Umum Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Bertempat di Auditorium Gadjah Mada pada Senin (28/4), Menteri ESDM menyampaikan materi tentang “Hilirisasi Sumber Daya Alam: Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi Bangsa”.
Kuliah Umum tersebut diawali dengan laporan Gubernur Lemhannas RI Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si. Dalam laporannya, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa materi terkait hilirisasi sumber daya alam merupakan materi yang sangat penting bagi seluruh peserta Lemhannas RI karena merupakan salah satu gatra utama dalam dimensi Astagatra. Kehadiran Menteri ESDM yang juga merupakan Ketua Satgas Hilirisasi diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada para peserta pendidikan terkait hilirisasi sumber daya alam.
“Bagi kami kehadiran Pak Menteri akan semakin memperkaya kebijakan baru dari pemerintah terkait kebijakan sumber kekayaan alam,” ujar Gubernur Lemhannas RI.
Memulai paparannya, Menteri ESDM menyampaikan gambaran umum hilirisasi di Indonesia yang setiap tahunnya mengalami peningkatan investasi. Pertumbuhan investasi tersebut didorong minat investasi pada lima sektor industri utama, yakni mineral, pertanian/perkebunan, kehutanan, petrokimia, dan ekosistem kendaraan listrik.
Selanjutnya Menteri ESDM menjelaskan terkait peta jalan hilirisasi dan investasi strategis Indonesia. Dalam peta tersebut tergambarkan bahwa hilirisasi akan memberikan dampak ekonomi yang sangat besar baik melalui investasi, peningkatan PDB, peningkatan ekspor, dan penyerapan tenaga kerja.
Menurut Menteri ESDM, langkah hilirisasi dan industrialisasi merupakan kunci untuk menjadi negara maju. ”Di dunia tidak ada negara maju tanpa ada hilirisasi dengan melibatkan negara,” kata Menteri ESDM. Namun, langkah yang diambil harus dilakukan secara masif. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu langkah nyata yang telah diambil pemerintah adalah pembentukan Satgas Hilirisasi dan ketahanan energi yang diketuai oleh Menteri ESDM yang berkolaborasi dengan kementerian dan instansi terkait. Pembentukan satgas tersebut bertujuan untuk mendukung peningkatan nilai tambah industri dalam negeri guna mencapai ketahanan energi.
Lebih lanjut, Menteri ESDM menekankan bahwa langkah hilirisasi merupakan langkah yang bagus, tapi harus diakui hilirisasi di Indonesia belum sempurna. Negara-negara lain menerapkan hilirisasi dengan desain, sedangkan Indonesia belum memiliki peta jalan regulasi dan mekanisme yang baku. Dengan demikian, dampak hilirisasi belum dinikmati secara merata. Oleh karena itu, Menteri ESDM menekankan pentingnya tata kelola dan regulasi yang diterapkan.
Turut hadir mendampingi Menteri ESDM dalam kuliah umum tersebut, yakni Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Negosiasi, Diplomasi, dan Kerjasama Mineral dan Batubara Michael Wattimena serta Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Administrasi Negara dan Good Governance Umar Ali Lessy. (NA/CHP)