Sestama Lemhannas RI: Pemimpin yang Kuat dan Berintegritas Akan Membawa Perubahan yang Lebih Baik
Berita & Artikel Selasa, 14 Oktober 2025, 13:00Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Setyo Budianto berkesempatan memberikan Kuliah Umum bagi peserta P3N XXVI Lemhannas RI di Auditorium Gadjah Mada, pada Selasa (14/10). Setyo Budianto dalam kesempatan tersebut menyampaikan materi tentang “Penguatan Integritas dan Antikorupsi”.
Korupsi diawali dari perilaku manusia saat ada kesempatan yang muncul di lingkungannya. Pengaruh dari lingkungan tersebut dapat berupa jabatan yang diemban, perintah/instruksi atasan sampai kebutuhan pribadi.
Mengenai Indeks Persepsi Korupsi (IPK), Indonesia berada pada skor 37 dari 100. Hal tersebut menunjukkan penilaian responden terhadap risiko korupsi dan efektivitas pemberantasan korupsi yang dilakukan Transparency International Indonesia. Skor IPK tinggi menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki risiko kejadian korupsi yang rendah, sedangkan skor IPK rendah menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki risiko kejadian korupsi yang tinggi.
Perbaikan IPK, membutuhkan kolaborasi yang luas dari semua pihak. Adapun empat hal yang bisa membuat skor IPK negara Indonesia naik. Pertama adalah menghilangkan suap terkait izin ekspor-impor, kontrol perdagangan, penghitungan pajak, perlindungan polis, pinjaman serta menghilangkan potensi dalam bentuk kroni, nepotisme, pendanaan rahasia, kedekatan politik dan bisnis. Kedua adalah memperbaiki nilai dari political risk dan economic survey yang memunculkan persepsi korupsi pada sektor publik, seperti kepolisian, pengadilan, bea cukai, pajak, perijinan, dan lainnya.
Lalu yang ketiga adalah mengukur ketaatan satu negara dalam penegakkan hukum (rule of law) dan mengukur penyalahgunaan kewenangan publik pada eksekutif, yudisial, polisi/militer dan legislatif. Kemudian yang keempat adalah mengukur tujuh prinsip demokrasi suatu negara, yaitu electoral, liberal, participatory,deliberative, egalitarian, majoritarian, dan consensual.
Adapun strategi pemberantasan korupsi yang disampaikan Setyo Budianto, yaitu melalui pendidikan untuk membangun nilai-nilai integritas, melakukan pencegahan dengan memperbaiki sistem dan memberikan efek jera kepada pihak yang melakukan perkara maupun yang tidak. “Inovasi dan kreasi penting untuk mengembangkan organisasi agar tetap optimal kinerjanya. Tapi semua akan sia-sia jika dilakukan tanpa hati nurani dan integritas,” pungkas Setyo Budiyanto mengakhiri paparannya.
Selain dari Setyo Budiyanto, peserta P3N 26 XXVI menerima materi dari Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK tentang integritas kepemimpinan. Di akhir pembelajaran, Sekretaris Utama Lemhannas RI Komjen Pol Drs. R. Z. Panca Putra S., M.Si. menyampaikan bahwa tujuan pendidikan di Lemhannas RI tidak hanya membentuk karakter negarawan, tapi yang paling utama adalah pimpinan yang memiliki integritas. Dikatakan oleh Sestama Lemhannas RI bahwa integritas ada di ruang hampa yang tidak akan pernah bisa dilihat tapi bisa dirasakan.
Sestama Lemhannas RI mengingatkan bahwa pemimpin harus menjadi kunci dalam menghilangkan dan mencegah mencegah korupsi serta harus memiliki tekad dalam memajukan bangsa. “Bapak ibu adalah pemimpin. Pemimpin yang kuat dan berintegritas akan membawa perubahan yang lebih baik,” pungkasnya menutup materi hari itu. (SP/CHP)
