Ir.Airlangga Hartarto,M.B.A.,M.M.T., saat memberikan ceramah kepada peserta PPRA 59 di ruang NKRI Gedung Panca Gatra lantai 3 Lemhannas RI pada Rabu (12/6).

Dalam ceramahnya yang berjudul Memperkuat Kemandirian Industri Nasional dengan Making Indonesia 4.0 , Airlangga menjelaskan bahwa Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia rata-rata diatas 50%, dan pada bulan Juni ini, menempati posisi paling tinggi dari bulan-bulan sebelumnya yaitu 51,6%. Airlangga juga menjelaskan bahwa bila PMI diatas 50% itu berarti production dan confidence dari para industri sangat tinggi.

Dan bila dilihat dari berbagai sektor, persentasi terhadap Gross Domestic Product (GDP) dari sektor Manufaktur adalah yang tertinggi, yaitu 20,07%. Sedangkan untuk perdagangan menempati posisi kedua, untuk persentasi GDP nya sebanyak 13,20%, dan posisi ketiga ditempati oleh Pertanian dengan 12,65%. Sedangkan untuk sektor ICT (Information, Communication & Technology) pertumbuhannya tinggi, yaitu 9,03%, tetapi persentasi GDP nya relatif kecil, hanya 3,92%. Airlangga juga menyatakan jika Indonesia ingin pertumbuhannya tinggi maka yang harus didorong adalah sektor manufaktur.

Sedangkan sektor penerimaan negara, bila dilihat dari penerimaan pajak, 363,60 Triliunnya berasal dari sektor industri, dengan persentase 30%. Maka sektor industri adalah yang tertinggi dalam penerimaan pajak, dengan pertumbuhan sebanyak 11,12%. Sedangkan dari penerimaan cukai sendiri, sektor industri berkontribusi sebanyak 151,71 triliun dari total realisasi cukai yang berjumlah 159,69 triliun, artinya sektor industri berkontribusi sebanyak 95%.

Dari studi yang dilakukan Kementerian Perindustrian, McKinsey, Price Waterhouse Coopers (PwC) dan yang lain, terjadi semacam konsensus bahwa tahun 2030 ekonomi Indonesia menjadi 10 besar, atau lebih progresif lagi dikatakan ekonomi nomer 7 di dunia. Kontribusinya dari ekspor ditingkatkan 10%, peningkatan produktivitas terhadap biaya dinaikkan 2 kali, pembangunan perokonomian berbasis inovasi 2% pengeluaran R&D terhadap PDB.

" /> Ir.Airlangga Hartarto,M.B.A.,M.M.T., saat memberikan ceramah kepada peserta PPRA 59 di ruang NKRI Gedung Panca Gatra lantai 3 Lemhannas RI pada Rabu (12/6).

Dalam ceramahnya yang berjudul Memperkuat Kemandirian Industri Nasional dengan Making Indonesia 4.0 , Airlangga menjelaskan bahwa Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia rata-rata diatas 50%, dan pada bulan Juni ini, menempati posisi paling tinggi dari bulan-bulan sebelumnya yaitu 51,6%. Airlangga juga menjelaskan bahwa bila PMI diatas 50% itu berarti production dan confidence dari para industri sangat tinggi.

Dan bila dilihat dari berbagai sektor, persentasi terhadap Gross Domestic Product (GDP) dari sektor Manufaktur adalah yang tertinggi, yaitu 20,07%. Sedangkan untuk perdagangan menempati posisi kedua, untuk persentasi GDP nya sebanyak 13,20%, dan posisi ketiga ditempati oleh Pertanian dengan 12,65%. Sedangkan untuk sektor ICT (Information, Communication & Technology) pertumbuhannya tinggi, yaitu 9,03%, tetapi persentasi GDP nya relatif kecil, hanya 3,92%. Airlangga juga menyatakan jika Indonesia ingin pertumbuhannya tinggi maka yang harus didorong adalah sektor manufaktur.

Sedangkan sektor penerimaan negara, bila dilihat dari penerimaan pajak, 363,60 Triliunnya berasal dari sektor industri, dengan persentase 30%. Maka sektor industri adalah yang tertinggi dalam penerimaan pajak, dengan pertumbuhan sebanyak 11,12%. Sedangkan dari penerimaan cukai sendiri, sektor industri berkontribusi sebanyak 151,71 triliun dari total realisasi cukai yang berjumlah 159,69 triliun, artinya sektor industri berkontribusi sebanyak 95%.

Dari studi yang dilakukan Kementerian Perindustrian, McKinsey, Price Waterhouse Coopers (PwC) dan yang lain, terjadi semacam konsensus bahwa tahun 2030 ekonomi Indonesia menjadi 10 besar, atau lebih progresif lagi dikatakan ekonomi nomer 7 di dunia. Kontribusinya dari ekspor ditingkatkan 10%, peningkatan produktivitas terhadap biaya dinaikkan 2 kali, pembangunan perokonomian berbasis inovasi 2% pengeluaran R&D terhadap PDB.

"> Ir.Airlangga Hartarto,M.B.A.,M.M.T., saat memberikan ceramah kepada peserta PPRA 59 di ruang NKRI Gedung Panca Gatra lantai 3 Lemhannas RI pada Rabu (12/6).

Dalam ceramahnya yang berjudul Memperkuat Kemandirian Industri Nasional dengan Making Indonesia 4.0 , Airlangga menjelaskan bahwa Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia rata-rata diatas 50%, dan pada bulan Juni ini, menempati posisi paling tinggi dari bulan-bulan sebelumnya yaitu 51,6%. Airlangga juga menjelaskan bahwa bila PMI diatas 50% itu berarti production dan confidence dari para industri sangat tinggi.

Dan bila dilihat dari berbagai sektor, persentasi terhadap Gross Domestic Product (GDP) dari sektor Manufaktur adalah yang tertinggi, yaitu 20,07%. Sedangkan untuk perdagangan menempati posisi kedua, untuk persentasi GDP nya sebanyak 13,20%, dan posisi ketiga ditempati oleh Pertanian dengan 12,65%. Sedangkan untuk sektor ICT (Information, Communication & Technology) pertumbuhannya tinggi, yaitu 9,03%, tetapi persentasi GDP nya relatif kecil, hanya 3,92%. Airlangga juga menyatakan jika Indonesia ingin pertumbuhannya tinggi maka yang harus didorong adalah sektor manufaktur.

Sedangkan sektor penerimaan negara, bila dilihat dari penerimaan pajak, 363,60 Triliunnya berasal dari sektor industri, dengan persentase 30%. Maka sektor industri adalah yang tertinggi dalam penerimaan pajak, dengan pertumbuhan sebanyak 11,12%. Sedangkan dari penerimaan cukai sendiri, sektor industri berkontribusi sebanyak 151,71 triliun dari total realisasi cukai yang berjumlah 159,69 triliun, artinya sektor industri berkontribusi sebanyak 95%.

Dari studi yang dilakukan Kementerian Perindustrian, McKinsey, Price Waterhouse Coopers (PwC) dan yang lain, terjadi semacam konsensus bahwa tahun 2030 ekonomi Indonesia menjadi 10 besar, atau lebih progresif lagi dikatakan ekonomi nomer 7 di dunia. Kontribusinya dari ekspor ditingkatkan 10%, peningkatan produktivitas terhadap biaya dinaikkan 2 kali, pembangunan perokonomian berbasis inovasi 2% pengeluaran R&D terhadap PDB.

">

Airlangga Hartarto: Manufaktur Indonesia Sudah Meningkat

Berita & Artikel Rabu, 12 Juni 2019, 07:00

Tag

Berita Lainnya