Gubernur Lemhannas RI Ungkapkan Sejumlah Langkah Strategis Hadapi Pesta Demokrasi

Berita & Artikel Selasa, 9 Mei 2023, 12:33

Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto Menjadi Narasumber dalam Berita Satu Spesial pada Selasa (9/5). Dalam acara yang dipandu pembawa acara Agung Hardiansyah tersebut, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan langkah-langkah strategis terkait pesta demokrasi dan resiliensi, mengingat Indonesia akan menyelenggarakan Pemilu pada tahun 2024.

Pemilu 2024 akan berlangsung dalam situasi yang relatif tidak stabil, kata Gubernur Lemhannas RI. Hal itu akibat dari terjadinya berbagai dinamika global seperti pandemi Covid-19, ketegangan antara Rusia dengan Ukraina, dan resesi krisis ekonomi dunia.

Terkait hal tersebut, sesuai dengan arahan Presiden RI, Lemhannas RI saat ini berfokus pada tiga hal, yakni dinamika politik, pengaruh dinamika tersebut terhadap konsolidasi demokrasi Indonesia, serta kajian stabilitas, dan pendamaian Papua. Dalam kajian yang disusun, Lemhannas RI menggunakan metodologi skenario terburuk, mencari angsa hitam. Setelahnya Lemhannas RI berusaha membunuh angsa hitam tersebut sehingga skenario terburuk itu dapat dipatahkan.

Angsa hitam pada tingkat global saat ini di antaranya adalah keadaan relasi antara negara-negara besar seperti relasi AS dengan Rusia, adanya perang dagang dan perang teknologi, adanya kemungkinan krisis resesi ekonomi baru, serta adanya kemungkinan terjadi El Nino yang berpengaruh ke komoditas pangan. Sedangkan pada skala nasional setidaknya ada tiga angsa hitam, yaitu korupsi, konsolidasi demokrasi yang cenderung memanas, dan eskalasi kekerasan di Papua.

Jika kondisi terburuk benar-benar terjadi, Gubernur Lemhannas RI memandang setidaknya ada tiga faktor terkuat yang bisa diandalkan Indonesia hari ini. Faktor pertama adalah cara Presiden membangun jejaring di level global sehingga bisa menawarkan terobosan-terobosan, untuk memastikan dunia terhindar dari eskalasi konflik yang lebih tajam dan terhindar dari kemungkinan resesi krisis ekonomi berikutnya. Seperti diketahui bersama, usai menjadi Ketua G20, Indonesia lanjut menjadi Ketua ASEAN. Presiden Joko Widodo juga mungkin akan hadir dalam pertemuan G7.

Faktor kedua adalah kepercayaan publik kepada Presiden Joko Widodo yang sangat besar, bahkan tembus hingga 80%. Hal tersebut dapat menjadi modal besar Indonesia. Faktor ketiga adalah kondisi ekonomi Indonesia yang dipandang IMF sebagai salah satu titik terang ekonomi dunia. Kondisi tersebut juga dibuktikan melalui data BPS yang menyatakan data angka pertumbuhan ekonomi kuartal ini jauh di atas estimasi konservatif yang dilakukan sebelumnya, yakni tumbuh hingga 5,03%.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas RI juga menjelaskan strategi meminimalisasi dinamika nasional setelah pemilu. Menurut Gubernur Lemhannas RI, langkah pertama yang harus diambil adalah menganalisis secara mendalam hasil dari Pemilu tahun 2024. Jika yang terjadi adalah skenario terbaik, maka Pemilu tahun 2024 akan mematangkan konsolidasi Indonesia. Sehingga beberapa indeks, seperti indeks kebebasan dan indeks kematangan institusi, akan menguat. Dengan begitu, Pemilu tahun 2029 akan menuntaskan proses konsolidasi demokrasi Indonesia. Namun, jika yang terjadi adalah skenario terburuk, maka bisa terjadi dikotomi keras di pemilih seperti tahun 2014, 2017, dan 2019. (Skenario terburuk) akan juga memunculkan konfigurasi kekuatan di elit yang membuat konsolidasi demokrasi itu akan melemahkan relasi-relasi politik yang ada di eksekutif, legislatif, dan seterusnya, pungkas Gubernur Lemhannas RI. (NA/CHP)


Tag