Bertindak Sebagai Narasumber dalam Simposium Internasional Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia, Gubernur Lemhannas RI Bahas Geo V

Berita & Artikel Selasa, 8 Agustus 2023, 07:59

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan Simposium Internasional XV Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia 2023 yang mengangkat tema A Nation Reimagined: Peran Pelajar dalam Mendukung Indonesia di Persaingan Global dan Kontribusi Internasional secara virtual pada Selasa (8/8).

Kegiatan tersebut merupakan kerja sama PPI Dunia dengan PPI Belanda. Simposium Internasional tersebut telah diselenggarakan untuk ke-15 kalinya dan berupaya untuk terus membawa semangat nasionalisme para pelajar agar tetap berkontribusi dalam perkembangan tanah air, khususnya di persaingan global.

Dengan mengusung isu-isu kritis yang menjadi perhatian nasional, simposium tersebut menjadi ruang yang tepat untuk mengeksplorasi keterkaitan bangsa dengan dinamika diskursus internasional dan sangat dekat dengan para pelajar yang sedang menimba ilmu di berbagai negara. Dengan dasar pemikiran tersebut, simposium PPI Dunia telah mempertimbangkan kerangka Geopolitik 5.0 sebagai dasar tema diskusi seminar dan berbagai kegiatan pendukungnya.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Andi Widjajanto memaparkan tentang Geo V. Melihat kondisi geopolitik saat ini, dunia sedang memasuki era konektivitas. Konektivitas itu sendiri merupakan inti dari evolusi kelima geopolitik.

Pada era konektivitas, hal yang menjadi masalah adalah adanya beberapa tawaran dunia, seperti Cina yang menawarkan Belt and Road Initiative (BRI), Amerika Serikat (AS) menawarkan Indo Pacific Economic Framework, dan Rusia yang menawarkan International North-South Transport Corridor (INSTC). Sayangnya, tawaran-tawaran tersebut memilah dunia menjadi beberapa bagian dan gagal untuk betul-betul menjadi konektivitas global dan gagal menyatukan dunia menjadi satu rantai pasok global.

Selain tantangan utama yang terjadi pada era konektivitas, banyak juga hal yang menyebabkan konektivitas itu patah, mulai dari pertarungan negara-negara besar sampai pandemi Covid-19 ataupun perang Rusia dan Ukraina.

Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan dari tawaran konektivitas tersebut, kita harus melihat aspek global yang menandakan pertarungannya. Pertama, arsitektur geopolitik masih condong memberikan keuntungan bagi AS dari aspek aliansi. Hal tersebut sejalan dengan posisi AS sebagai pusat dari jaringan global. Kedua, Asia menjadi blok utama yang mempertahankan posisi nonblok dan berusaha untuk menghindar dari mengambil posisi dalam kompetisi AS-Tiongkok. Untuk itu, Gubernur Andi Widjajanto menyampaikan bahwa negara-negara saat ini dalam bertindak harus berpikir akan condong ke AS atau Tiongkok.

Moga-moga nanti teman-teman yang belajar di universitas-universitas di dunia bisa membantu kami di Indonesia untuk mencari data-data yang lebih real tentang bagaimana negara-negara ini memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, ujar Gubernur Andi Widjajanto.

Lebih lanjut, dari adanya konektivitas yang cenderung patah dan pertarungan negara yang terjadi, maka yang perlu kita dapatkan sebagai warga Indonesia adalah keyakinan optimisme tentang Indonesia yang akan melompat ke depan. Tentang dinamika geoekonomi ke depan, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan perekonomian akan bergeser ke kawasan Asia dengan adanya sumber pertumbuhan ekonominya.

Selama dua puluh tahun ke depan kawasan kita yang jadi kuncinya, setelah itu baru bergeser ke Amerika Latin dan setelah itu ke Afrika, kata Gubernur Lemhannas RI.

Salah satu kunci yang membuat Gubernur Lemhannas RI memandang simposium ini penting adalah terkait bonus demografi. Gubernur Andi Widjajanto menyampaikan sangat mengandalkan peserta yang hadir agar bertumbuh kualitasnya di bidang masing-masing sehingga Indonesia dapat optimistis untuk menjadi negara nomor empat dunia lalu stabil sampai tahun 2050 bahkan 2075.

Di Akhir paparan, Gubernur Lemhannas RI berharap peserta dapat memahami hal-hal yang menjadi tantangan Indonesia ke depan. (SP/CL)


Tag