PPRA 65 Menyusun Rekomendasi Tentang Konektivitas Digital Asean untuk Memperkuat Epicentrum of Growth
Berita & Artikel Selasa, 22 Agustus 2023, 05:45
Menjelang berakhirnya Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 65, dilaksanakan Seminar Nasional PPRA 65 Lemhannas RI Tahun 2023 pada Selasa (22/8), di Auditorium Gadjah Mada, Lemhannas RI. Mengangkat judul Konektivitas Digital Asean untuk Memperkuat Epicentrum of Growth, dipercaya upaya kolaboratif Asean akan semakin menjadi magnet bagi perkembangan ekonomi digital yang berkelanjutan dan inklusif.
Ketua Seminar Nasional PPRA 65 Kolonel Laut (P) Rizaldi, S.E. menyampaikan dalam seminar tersebut setidaknya aka nada tiga pokok kajian yang perlu dibahas. Pertama, tentang kerja sama konektivitas digital antarnegara para negara anggota Asean dalam memperkuat transformasi Asean. Kedua, terkait peluang dan tantangan konektivitas digital dalam mewujudkan Epicentrum of Growth di kawasan Asean.
Sedangkan ketiga, mengenai upaya-upaya strategis ketetuaan Asean dalam konektivitas digital Asean untuk memperkuat Epicentrum of Growth. PPRA 65 menggagas seminar ini dengan tujuan sebagai salah satu upaya meningkatkan konektivitas digital dalam skala Asean sehingga dapat memperkuat Epicentrum of Growth, kata Rizaldi.
Sementara itu, Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto menyampaikan bahwa yang digagas dalam Seminar Nasional PPRA 65 adalah Indonesia menjadi negara yang pro atas konektivitas Asean. Hasil dari seminar ini akan teman-teman PPRA 65 sampaikan langsung ke Bapak Presiden, maka teman-teman harus benar-benar merumuskan sesuatu yang operasional dan bisa langsung dikerjakan pemerintah ke depan, katanya.
Lebih lanjut, Andi Widjajanto menekankan hasil seminar harus dirumuskan secara signifikan agar dapat mentransformasikan digital Indonesia dan meningkatkan konektivitas Asean guna memperkuat Asean menjadi Epicentrum of Growth.
Dalam kesempatan tersebut, Andi Widjajanto juga menyampaikan bahwa dilihat dari indeks-indeks siber global, dari sekitar 6-7 indeks yang tersedia, jika nilai paling rendah adalah satu dan nilai paling tinggi adalah lima, maka Indonesia sedang berusaha bergerak dari dua menuju tiga. Dapat dikatakan bahwa Indonesia masih berada ditengah-tengah.
Terkait hal tersebut, Andi Widjajanto melihat bahwa tugas terbesar yang harus dikerjakan saat ini adalah melengkapi arsitektur digital Indonesia. Oleh karena itu, rekomendasi yang dirumuskan PPRA 65 harus menyelesaikan masalah tersebut dengan memberikan kebijakan operasional yang dapat dikerjakan segera oleh pemerintah.
Sedangkan Dr. Muh. Rasman Manafi, S.P., M.Si. dan Filda Citra Yusgiantoro, S.T., M.B.M., M.B.A., Ph.D. selaku tim pemapar dari peserta PPRA 65 menyampaikan bahwa kerja sama konektivitas digital di negara-negara Asean sudah berjalan dengan baik mulai dari perencanaan. Namun, dinilai masih diperlukan adanya kinerja konkret yang perlu dilakukan sehingga bisa tercipta optimalnya konektivitas digital di negara-negara Asean. Masih banyak peluang yang masih terbuka serta perlu mengatasi hambatan-hambatan yang ada. Kata Filda Citra Yusgiantoro.
Turut hadir pada kesempatan tersebut ketua MPR RI Bambang Soesatyo, S.E., S.H., M.B.A.; Menteri Komunikasi dan Informatika RI Budi Arie Setiadi; Menteri Riset dan Teknologi RI/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional periode 2019-2021 Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, SE., MUP., Ph.D.; Wakil Ketua Umum Koordinator I Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Yukki Hanafi; Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria, SP., MSi.; Deputi IV Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Perekonomian Dr. Ir. Mohammad Rudy Salahuddin, MEM.; dan Direktur Kerjasama Ekonomi Asean Kementerian Luar Negeri Berlianto Situngkir. (NA/BIA)