Gubernur Lemhannas RI Beri Pembekalan kepada Penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) dan Beasiswa Garuda
Berita & Artikel Senin, 16 Juni 2025, 12:00
Gubernur Lemhannas RI Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si. berkesempatan menjadi pembicara pada kegiatan Pembekalan Penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) angkatan 4 dan Beasiswa Garuda tahun 2025 di Graha auditorium lantai 2, Gedung D Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) RI pada Senin (16/6). Gubernur Lemhannas RI hadir dalam sesi Leader’s Note (TED talk) terkait Penyiapan Talenta Saintek Nasional.
Gubernur Lemhannas RI pada kesempatan tersebut menyampaikan keberangkatan para penerima beasiswa yang difasilitasi oleh Kemendikti Saintek RI merupakan bagian dari upaya pemerintah mewujudkan sumber daya masyarakat (SDM) unggul pada program besar visi pemerintah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui Asta Cita. Menurutnya, penerima beasiswa BIM dan garuda bagian dari investasi strategis bangsa dalam membangun peradaban unggul dalam mewujudkan Indonesia emas 2045.
Sebagai bangsa besar, Indonesia harus memiliki “ketahanan nasional” yang dapat menjaga dan melindungi segenap tumpah darah dari berbagai kepentingan dunia. Disebutkan oleh Gubernur Lemhannas RI ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis bangsa yang mencerminkan kemampuan dan ketangguhan negara dalam menghadapi, mengatasi, serta mengantisipasi berbagai ancaman, gangguan, tantangan, dan hambatan baik yang datang dari dalam maupun luar negeri.
Tujuan utama ketahanan nasional adalah menjamin eksistensi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, menjaga keutuhan wilayah, dan mempertahankan negara kesatuan republik Indonesia sesuai yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Dalam perspektif konseptual Lemhannas RI, ketahanan nasional mencakup delapan gatra kehidupan nasional yang saling berkaitan, yaitu: gatra geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Keseluruhan dari inti ketangguhan bangsa tersebut terletak pada kemampuan SDM Indonesia dalam menjaga keseimbangan dari berbagai dimensi tersebut secara utuh dan berkelanjutan. “Dalam kerangka inilah, maka SDM Indonesia unggul menjadi kunci dan pemegang peran penting dalam mewujudkan ketahanan nasional dan tercapainya tujuan nasional,” ujar Gubernur Lemhannas RI.
Menurut Gubernur Lemhannas RI, SDM unggul tidak hanya diukur dan menggambarkan tingginya tingkat intelektualitas berdasarkan jenis dan jenjang pendidikan yang diikuti, akan tetapi berkaitan dengan pembentukan karakter, nilai-nilai kebangsaan dan semangat nasionalisme yang melekat di dalamnya. Oleh karena itu, pendidikan formal dan perguruan tinggi seyogyanya tidak lagi hanya sekadar menjalankan kurikulum berbasis pengetahuan intelektualitas semata, akan tetapi juga harus mampu menghasilkan generasi muda yang tidak hanya unggul secara intelektual, akan tetapi generasi muda siap menjadi kader pemimpin nasional, yang berkarakter negarawan, memiliki integritas dan kelak akan mampu mewujudkan tujuan serta cita-cita bangsa.
Lebih lanjut, dalam kondisi ketidakpastian geopolitik global yang ditandai dengan rivalitas negara adidaya, Gubernur Lemhannas RI berpesan kepada seluruh penerima beasiswa agar memiliki geo-consciousness, yaitu kesadaran geopolitik yang menempatkan Indonesia tidak hanya sebagai bagian dari peta dunia, tetapi juga sebagai entitas yang harus mampu menjaga kedaulatannya, baik secara fisik maupun non-fisik. Dikatakan oleh Gubernur Lemhannas RI bahwa dalam konteks geopolitik, nilai-nilai kebangsaan merupakan kekuatan lunak bangsa yang mampu menahan infiltrasi ideologi transnasional, mencegah radikalisasi, serta menjaga kohesi sosial di tengah keberagaman dan tantangan global.
Selain itu, sebagai kader intelektual bangsa yang akan berkiprah di luar negeri, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan kepada para penerima beasiswa untuk menghayati dan menginternalisasi konsepsi wawasan nusantara. Wawasan nusantara bukan sekadar konsep geopolitik, melainkan cara pandang strategis bangsa Indonesia dalam memaknai wilayah dan eksistensinya sebagai satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Selain wawasan nusantara, di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0, segenap penerima beasiswa yang hadir ditegaskan untuk memiliki “kewaspadaan nasional” dalam bentuk cyber warfare, perang informasi, proxy war, infiltrasi nilai ideologi asing, serta pengaruh sistemik dalam pendidikan dan teknologi. Dalam hal ini, Gubernur Lemhannas RI menekankan kepada peserta yang merupakan pengguna utama platform digital untuk memiliki daya tahan ideologis dan kapasitas literasi geopolitik berlandaskan kewaspadaan nasional. Hal tersebut penting agar para generasi muda tidak menjadi alat penyebaran narasi yang melemahkan jati diri bangsa, tetapi harus menjadi garda terdepan dalam menjaga identitas nasional melalui media digital.
Seluruh penerima beasiswa yang hadir juga diingatkan pentingnya selalu mengingat empat konsensus dasar bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pijakan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak selama menempuh pendidikan tinggi di luar negeri. Selain itu, para penerima beasiswa akan berada di ruang-ruang akademik dan kolaboratif paling bergengsi di dunia. Oleh karena itu, Gubernur Lemhannas RI menegaskan para penerima beasiswa yang hadir harus mampu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kader-kader pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli, berani, visioner dan berkarakter kebangsaan. “Jadilah pionir perubahan, pelopor kemajuan, dan penjaga nilai-nilai luhur bangsa dalam percaturan global. Bangsa ini memerlukan kalian untuk tidak sekadar cemerlang di luar negeri, tetapi juga bersinar untuk kepentingan negeri,” tegasnya.
Gubernur Lemhannas RI berharap para penerima beasiswa BIM dan Garuda dapat mencapai capaian akademik yang tinggi dan disertai dengan kesadaran mendalam untuk memberi kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan negara. Gubernur Lemhannas RI juga menginginkan agar para penerima beasiswa dapat menjadi generasi muda cendekiawan pemimpin masa depan, yang mampu menjaga dan memperkuat ketahanan nasional melalui ilmu, karakter, dan pengabdian.
Hadir pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Dr. Ahmad Najib Burhani, M.A. dan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Atip Latipulhayat, S.H., LL.M., Ph.D. (SP/CHP)