Coffee Morning Lemhanas RI Diskusikan Mengenai Refleksi Ketahanan Nasional Tahun 2015-2016

Berita & Artikel Rabu, 23 November 2016, 06:32

Dalam sambutannya, Agus Widjojo menyampaikan apresiasinya terhadap para pemimpin redaksi yang telah hadir pada acara Coffee Morning. Agus Widjojo berharap Coffee Morning ini mampu melahirkan berbagai pandangan, pemikiran, maupun komitmen bersama untuk mengatasi setiap persoalan bangsa dan negara yang dihadapi.

Kemudian, Agus Widjojo menyampaikan tiga hal menyangkut ketahanan nasional yang harus diskusikan yaitu hasil pengukuran ketahanan nasional tahun 2016 yang merefleksikan persoalan-persoalan yang menuntut sinergi seluruh komponen bangsa, adanya isu-isu ideologi maupun SARA dalam kehidupan masyarakat yang mengindikasikan adanya potensi persoalan yang dapat memicu keretakan persatuan dan kesatuan bangsa, dan yang terakhir mengenai kapasitas dan kapabilitas kita sangat dibutuhkan oleh bangsa dan negara untuk menjalankan peran dan fungsi masing-masing.

Berdasarkan peran dan fungsi Lemhannas RI dan fungsi pers, sinergi peran dan fungsi antara Lemhannas RI dengan media pers sangat strategis pada konteks kepentingan membangun ketahanan nasional yang diwujudkan dalam kehidupan masyarakat yang berkepribadian; harmonis, tentram, dan damai dalam kebhinekaan; serta berkeadilan dalam kemakmuran bangsa.

Kemudian, Coffee Morning dilanjutkan dengan paparan mengenai refleksi ketahanan nasional tahun 2016 oleh Ketua Labkurtannas Prof. Dr. Miyasto, SU. Prof. Miyasto memaparkan bahwa Labkurtannas bertugas memantau potret ketahanan nasional Indonesia dan melakukan analisis terhadap sebab akibat dari potret keadaan ketahanan nasional. Kemudian, Prof. Miyasto menjabarkan bahwa dasar dari pengkuran di Labkurtannas adalah indikator-indikator yang dibagi menjadi 8 gatra yaitu geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan. Gatra-gatra tersebut dijabarkan menjadi 108 variabel dan 821 indikator.

Prof. Miyasto kembali menjabarkan bahwa data yang diukur di Labkurtannas terdiri atas dua macam yaitu data kualitatif (data kebijakan) dan data kuantitatif (data kinerja). Data-data tersebut saling berkorelasi dan mempunyai sebab akibat. Dari data-data tersebut akan dihasilkan indeks komposit atau indeks ketahanan nasional. Indeks ketahanan nasional tersebut dibagi menjadi 5 tingkatan atau grade yaitu rawan (merah), kurang tangguh (kuning), cukup tangguh (hijau), tangguh (biru), dan sangat tangguh (ungu). Selain itu, Prof. Miyasto juga mengatakan bahwa saat ini Labkurtannas telah memiliki basis data tidak hanya di tingkat nasional namun hingga tingkat provinsi.

Potret Indeks ketahanan nasional Indonesia tahun 2015 hingga 2016, jelas Prof. Miyasto, secara agregat mengalami peningkatan, namun masih pada posisi kurang tangguh. Jika ditinjau dari masing-masing gatra, terdapat 5 gatra yang mengalami peningkatan yaitu geografi, demografi, politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan. Namun, 3 gatra lain mengalami penurunan dan perlu mendapatkan perhatian lebih. Nanti kita lihat potret berdasarkan kecenderungan sehingga kita bisa melihat kalau ini tidak segera diatasi tentunya akan mempengaruhi stabilitas nasional jelas Prof. Miyasto.

Seusai paparan mengenai refleksi indeks ketahanan nasional 2015 dan 2016, acara Coffee Morning tersebut dilanjutkan dengan diskusi yang mendalam dengan para pemimpin media massa yang dimoderatori oleh Maulana Isnarto.

Hadir dalam acara tersebut yaitu Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Bagus Puruhito, M.M., para Deputi, para Kepala Biro, Tenaga Profesional, Tenaga Pengkaji, Tenaga Pengajar, dan para Pemimpin Redaksi Media Elektronik, Cetak, dan Online.


Tag