Jusuf Kalla Berikan Pembekalan bagi Alumni PPRA LVII dan Peserta PPRA LVIII
Berita & Artikel Kamis, 25 Oktober 2018, 05:49
Dalam laporannya, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Agus Widjojo mengatakan bahwa PPRA LVII dan PPRA LVIII berlangsung selama tujuh bulan. PPRA LVII sendiri, jelas Agus Widjojo, telah selesai dilaksanakan pada 20 September 2018 lalu sedangkan PPRA LVIII akan ditutup pada 30 Oktober mendatang.
Selain itu, Agus Widjojo juga melaporkan bahwa peserta PPRA LVII dan PPRA LVIII masing-masing berjumlah 100 orang yang terdiri dari pejabat terpilih setingkat eselon II/III dari TNI, Polri, Kementerian, LPNK, Kejaksaan Agung RI, Legislatif, Partai Politik, Organisasi Masyarakat, dan beberapa peserta dari negara sahabat. Di akhir laporannya, Agus Widjojo berharap pembekalan ini dapat menambah wawasan para alumni dan peserta pendidikan.
Jusuf Kalla mengatakan bahwa terdapat banyak perubahan di dunia termasuk di Indonesia seperti adanya kejadian Brexit dan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Hal tersebut menurut Jusuf Kalla mendorong banyak orang untuk lebih fokus terhadap kekuatan dalam negeri karena adanya globalisasi terbukti tidak selalu memberikan keuntungan. Jusuf Kalla menyatakan pula bahwa saat ini dunia tidak lagi dikuasasi oleh politik namun justru dikuasai ekonomi.
Kita lihat saat ini kita bergantung pada teknologi besar seperti apple, microsoft, twitter, google. Kemudian platform perdagangan amazon, alibaba. Akibatnya timbul perubahan luar biasa. Negara Komunis menjadi liberal ekonominya. Perubahan besar tersebut ternyata juga berdampak pada meningkatnya semangat nasional. Jelas Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla juga menekankan pentingnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama di bidang teknologi karena saat ini kehidupan manusia tidak dapat lagi dipisahkan dengan teknologi termasuk di bidang politik. Pemilu saat ini contohnya, jelas Jusuf Kalla, lebih mengedepankan kampanye melalui sosial media.
Selain itu, Jusuf Kalla berpendapat bahwa sistem demokrasi bukanlah sistem yang terbaik namun sistem ini dinilai lebih baik dari sistem pemerintahan yang lain. Demokrasi bukan sistem yang bagus, tapi yang lain juga tidak lebh bagus, jelas Jusuf Kalla.
Terkait dengan Pemilu 2019 mendatang, Jusuf Kalla optimis akan berjalan dengan baik dan lancar dibandingkan dengan Pemilu tahun-tahun sebelumnya dikarenakan adanya persamaan ideologi partai yang terlibut dalam Pemilu yaitu nasionalis-religius. Namun, lanjut Jusuf Kalla, Pemilu 2019 juga harus disiapkan dengan matang karena dilaksanakan secara serentak.
Dalam kuliah umum tersebut, perwakilan Peserta PPRA LVII dan PPRA LVIII Lemhannas RI memaparkan naskah hasil seminar yang dinilai oleh Jusuf kalla penting sebagai rekomendasi bagi pemerintah. Pembekalan tersebut kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan ditutup dengan sesi foto bersama.