Gubernur Lemhannas Berikan Ceramah Wawasan Kebangsaan kepada Peserta Dikreg 28 SESPIMTI Polri

Berita & Artikel Kamis, 18 Juli 2019, 02:24

Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo memberikan ceramah tentang wawasan kebangsaan kepada peserta didik Pendidikan Reguler (Dikreg) 28 Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Tinggi (Sespimti) Polri yang berjumlah 62 orang, Kamis (18/07) di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Jakarta.

Agus menjelaskan, makna dari wawasan kebangsaan adalah mengamanatkan kepada seluruh warga negara untuk menempatkan kesatuan dan persatuan serta kepentingan bangsa di atas kepentingan sendiri atau kelompok tertentu. Selain itu, mengembangkan persatuan Indonesia sehingga bisa mempertahankan keutuhan NKRI berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika. Wawasan kebangsaan juga harus selalu berlandaskan Pancasila sebagai ideologi bangsa negara dan berhasil menjalankan misi di tengah kehidupan tata negara dunia.

Konkret dari wawasan kebangsaan sendiri terdiri dari beberapa elemen. Pertama adalah elemen wawasan nusantara. Praktisnya, wawasan nusantara adalah ketika kita berada dalam jabatan dan kewenangan kita, semua ucapan, tindakan, perkataan kita jangan hanya dilihat dari kewenangan kita saja, atau meja kita saja, tetapi juga pertimbangkan implikasi untuk persatuan dan kesatuan seluruh bangsa, ujar Agus.

Elemen selanjutnya adalah ketahanan ideologi Pancasila, yaitu kemampuan ideologi Pancasila untuk kembali kepada bentuknya ketika mampu untuk merespon ancaman atau hambatan dan tantangan. Fungsi dari ketahanan nasional sendiri adalah untuk menghadapi atau menghancurkan ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dalam rangka pencapaian tujuan nasional. Ketahanan nasional juga merupakan totalitas akumulasi agregat dari dua pendekatan yaitu pendekatan gatra, apabila ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial budaya, dan ketahanan hankam baik maka tercapailah ketahanan nasional. Ada juga pendekatan spasial geografis, Contohnya ketahanan nasional akan baik jika ketahanan DKI Jakarta baik, ketahanan Jawa Barat baik, dan ketahanan Papua baik, tetapi masing-masing provinsi pun kembali pada pendekatan gatra, tambah Agus.

Agus juga menyatakan yang paling penting adalah semuanya harus berdasarkan konsensus dasar yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini (konsensus dasar) adalah sekrup, jika sekrup ini dilepas, akan terjadi kekacauan dan mungkin juga ancaman terhadap hilangnya negara Pancasila ujar Agus. Agus menambahkan, hal ini juga berlaku dalam demokrasi, boleh saja jika kita berbeda pendapat atau pilihan, tetapi semua harus berada dalam rambu-rambu konsensus dasar.

Agus kemudian menjelaskan, tantangan dalam wawasan kebangsaan ini adalah bagaimana memaknai nilai intrinsik dari nilai-nilai yang kita warisi dari zaman perjuangan di masa lalu, untuk ditransformasikan ke dalam nilai instrumental operasional dalam Indonesia dan lingkungan strategis yang telah berubah. Ada pula tantangan eksternal yang dihadapi pada dasarnya berasal dari tantangan yang berasal dari globalisasi, karakter bangsa, dan revolusi Industri.


Tag