Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro berikan kuliah kepada peserta PPRA LVIII di Gedung Pancagatra Lt. 3, Lemhannas RI (6/7). Dalam kesempatan tersebut Bambang Brodjonegoro menyampaikan mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018.
Di hadapan para peserta, Bambang menyebutkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 6 persen bahkan lebih jika saja tidak ada ketimpangan antar wilayah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 ditargetkan sebesar 5,4 persen, sementara pada tahun 2017 lalu realisasinya 5,07 persen. Dengan bahasa lain, jika tidak ada ketimpangan, pertumbuhan ekonomi RI dapat ditopang daerah-daerah lain di luar Jawa dan Sumatera yang selama ini merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi, kata Bambang.

" />

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro berikan kuliah kepada peserta PPRA LVIII di Gedung Pancagatra Lt. 3, Lemhannas RI (6/7). Dalam kesempatan tersebut Bambang Brodjonegoro menyampaikan mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018.
Di hadapan para peserta, Bambang menyebutkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 6 persen bahkan lebih jika saja tidak ada ketimpangan antar wilayah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 ditargetkan sebesar 5,4 persen, sementara pada tahun 2017 lalu realisasinya 5,07 persen. Dengan bahasa lain, jika tidak ada ketimpangan, pertumbuhan ekonomi RI dapat ditopang daerah-daerah lain di luar Jawa dan Sumatera yang selama ini merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi, kata Bambang.

">

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro berikan kuliah kepada peserta PPRA LVIII di Gedung Pancagatra Lt. 3, Lemhannas RI (6/7). Dalam kesempatan tersebut Bambang Brodjonegoro menyampaikan mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018.
Di hadapan para peserta, Bambang menyebutkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 6 persen bahkan lebih jika saja tidak ada ketimpangan antar wilayah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 ditargetkan sebesar 5,4 persen, sementara pada tahun 2017 lalu realisasinya 5,07 persen. Dengan bahasa lain, jika tidak ada ketimpangan, pertumbuhan ekonomi RI dapat ditopang daerah-daerah lain di luar Jawa dan Sumatera yang selama ini merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi, kata Bambang.

">

Menteri Bappenas Berikan Kuliah Kepada Peserta PPRA LVIII

Berita & Artikel Jumat, 6 Juli 2018, 02:20

Bambang mengatakan, Pemerataan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia bukan pekerjaan mudah. Seluruh Indonesia perlu tersambung dengan baik. Oleh karena itu, mencapai pertumbuhan lebih dari 6 persen menurutnya, tidak bisa dilakukan secara cepat. Meratakan pertumbuhan harus dilakukan secara perlahan dan pasti. Salah satu cara yang dia usulkan, menaikkan secara pelan-pelan kontribusi ekonomi luar Jawa dengan mendorong pengembangan industri manufaktur.

Selain itu, Bambang juga mengkhawatirkan perang dagang yang digencarkan Amerika Serikat (AS) akan berdampak pada perkembangan ekonomi daerah. Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump berencana mengevaluasi kembali kebijakan pemotongan tarif bea masuk atau Generalized System of Preference (GSP) ke beberapa produk ekspor, termasuk dari Indonesia.

Bambang mengatakan dampak perang dagang itu berpotensi mengarah pada kawasan dengan masyarakat yang bergantung pada industri manufaktur, khususnya tekstil. Pasalnya, tekstil menjadi salah satu barang ekspor yang terkena penghapusan insentif GSP. Menurut Bambang, kebijakan tersebut otomatis akan mempengaruhi jumlah ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam tersebut. "Kalau ekspor produk atau komoditas terganggu. dikhawatirkan nanti perekonomian di daerah penghasil komoditas atau barang ekspor tersebut bisa terganggu," jelas Bambang. Saat ini, pemerintah telah melakukan negosiasi dengan AS terkait rencana evaluasi GSP agar ekspor tekstil dari Indonesia ke AS tak terganggu. Hal utama yang perlu dilakukan oleh pengusaha tekstil dalam negeri, yakni menjaga daya saing produk tekstil itu sendiri. (END)


Tag