Peserta Pendidikan Lemhannas RI Menerima Kuliah Umum Pemikiran Geopolitik Soekarno

Berita & Artikel Senin, 17 April 2023, 13:05

Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 65 dan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 24 Lemhannas RI mendapatkan Kuliah Umum dari Dosen Universitas Pertahanan Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M., IPU. bertempat di Auditorium Gadjah Mada, Senin (17/4). Pada kesempatan tersebut, topik kuliah umum yang disampaikan adalah Pemikiran Geopolitik Soekarno.

Bung Karno merupakan sosok yang sangat berjasa dan penting bagi Lemhannas RI. Melalui gagasannya, Bung Karno membentuk serta meresmikan Lemhannas RI pada 20 Mei 1965. Oleh karena itu, Lemhannas RI terus berupaya untuk merawat semangat, ide, dan pemikiran Bung Karno, terutama dalam bidang ketahanan nasional.

Dewasa ini, Lemhannas RI terus melaksanakan mandat Bung Karno dengan mencetak pemimpin-pemimpin tingkat nasional yang memahami iklim geopolitik. Pertahanan nasional hanya dapat dilaksanakan secara sempurna bila suatu bangsa mendasarkan pertahanan nasional atas pengetahuan geopolitik, kata Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M., IPU. menyampaikan ulang pidato Bung Karno pada peresmian Lemhannas RI tahun 1965.

Lebih lanjut, Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M., IPU. menyampaikan pemikiran geopolitik Soekarno yang menyatakan bahwa modal dasar geopolitik Indonesia dalam percaturan politik internasional adalah geostrategi dan geoekonomi. Oleh karena itu, melindungi tanah, air, udara, dan angkasa luar menjadi bentuk Trisakti Soekarno dalam perspektif geopolitik.

Pemikiran geopolitik Soekarno juga melingkupi kesejahteraan rakyat Indonesia, termasuk di dalamnya bahwa kebijakan luar negeri Indonesia ditujukan untuk pembangunan nasional. Diplomasi luar negeri dan pertahanan ditujukan untuk memperkuat pertahanan negara dan ikut menciptakan perdamaian dunia, jelas Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M., IPU.

Pada tingkat global, berbagai pemikiran Bung Karno turut memengaruhi konstelasi geopolitik dunia di antaranya adalah perubahan konstelasi geopolitik dunia dari bipolar menjadi multipolar. Soekarno bahkan menggalang persatuan negara-negara nonblok dalam Gerakan Non-Blok, Konferensi Asia-Afrika, Conference of The New Emerging Forces (CONEFO), serta Konferensi Internasional Anti Pangkalan Militer Asing (KIAPMA). Soekarno juga pernah menyerukan perjuangan untuk mencegah terjadinya perang nuklir melalui pidato To Build the World a New.

Diharapkan peserta pendidikan Lemhannas RI dapat memahami dan terus meneladani pemikiran geopolitik Bung Karno dalam menjalankan tugas ke depannya. (NA/CL)


Tag