Kompas TV Beri Pelatihan Strategi Komunikasi di Era Digital bagi Peserta P3N XXVI Lemhannas RI

News & Article Friday, 07 November 2025, 15:00

Peserta P3N Angkatan XXVI Mengikuti Materi Strategic Media Literacy & Public Communication for National Leaders oleh Kompas TV di Ruang NKRI, Lemhannas RI, pada Jumat (7/11). Materi tersebut diperlukan untuk membentuk kecakapan peserta dalam mengemas dan menyampaikan pesan dengan tepat.

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Gubernur Lemhannas RI Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si. Kemampuan berkomunikasi merupakan elemen yang sangat penting bagi pimpinan nasional, salah satunya adalah menyampaikan program dan implementasi yang bagus kepada publik.

“Penting bagi kita sebagai pimpinan nasional untuk bisa bagaimana memiliki komunikasi publik yang baik, karena itu bagian dari kemampuan seorang pemimpin, termasuk juga soal bagaimana bicara yang diplomatis dalam menghadapi wartawan,” ujar Gubernur Lemhannas RI. Menurutnya, di era saat ini kemampuan komunikasi menjadi kunci sebuah kepemimpinan menjadi kuat. Pada kesempatan ini, Lemhannas RI melakukan kolaborasi dengan Kompas TV sebagai media yang independen dan terpercaya untuk memastikan peserta pendidikan Lemhannas RI menguasai kemampuan yang baik dalam mengemas dan menyampaikan pesan yang baik kepada publik. 

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Pemimpin Redaksi Kompas TV Yogi Arief Nugraha. Yogi Arief mengapresiasi ide dan terobosan dari Lemhannas RI untuk melibatkan Kompas TV dalam membersamai kelas P3N Angkatan XXVI. “Kehadiran kami tentu tidak lebih tahu, tapi karena kami membidangi bidang itu, jadi ada best practices yang bisa kami share. Tapi secara knowledge kami percaya Bapak/Ibu sudah paham,” ujar Yogi Arief.

Dikatakan oleh Yogi Arief, komunikasi di era digital bersifat integrasi. Komunikasi yang tidak rapi atau blunder, kebanyakan dikomunikasikan saat negara ada di belakang persoalan. Dalam situasi krisis, masyarakat yang sudah terpapar tidak bisa lagi didekatkan dengan data karena sudah go public. Dalam situasi tersebut, komunikasi dalam konteks digital dan integrasi harus bicara antisipasi. Seorang public relations bisa melakukan pendekatan dengan audit komunikasi agar saat menyampaikan komunikasi kepada publik tidak selalu ada di belakang persoalan.

Kegagalan dalam menguasai strategi komunikasi di era digital dapat menimbulkan dampak merugikan. Ancaman bisa datang dalam bentuk yang belum dipastikan kebenarannya. Hal tersebut sejalan dengan penetrasi internet di Indonesia yang sudah meningkat di atas 80% dan seiring berkembangnya sosial media kepemilikan gadget dan biaya data itu bisa semakin murah dan semakin terkoneksi. Oleh karena itu literasi masyarakat perlu ditingkatkan karena di dalamnya ada enlightenment, enrichment dan empowering. Dikatakan oleh Yogi Arief, empowering bisa ditangkap sebagai peluang perkembangan artificial intelligence (AI).

Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan materi pertama dari Wakil Pemimpin Redaksi Alexander Wibisono tentang “Understanding Media Landscape in the Digital Era”, lalu materi “Writing for Media” dari Wakil Pemimpin Redaksi Martian Damanik dan Sofyan Hartanto serta materi terakhir “Public Speaking for Leaders” dan Praktikum On-Camera Training yang dipandu oleh pewara Frisca Clarissa dan Asri Gunawan. (SP/CHP)


Tag

Other News