Gubernur Lemhannas RI: Keyakinan Strategis Menentukan Kemenangan Indonesia
Berita & Artikel Senin, 27 Juni 2022, 09:41
Selanjutnya Gubernur Lemhannas RI menyampaikan proyeksi teknologi militer dari OHanlon. Penelitian OHanlon menunjukkan bahwa dari tahun 1945 hingga tahun 2020 tidak terjadi lompatan teknologi militer yang signifikan. Pada dasarnya cara kita berperang sampai tahun 2020, kalau dibandingkan dengan tahun 1945 masih sama, yang beda hanya kualitas teknologinya saja, cara gelarnya masih sama. Belum ada lompatan teknologi, ujar Gubernur Lemhannas RI. Namun, OHanlon juga memberikan peringatan bahwa diperkirakan mulai tahun 2030 akan ada lompatan teknologi yang menyebabkan cara berperang pada tahun 2041 akan jauh berbeda dengan cara berperan tahun 1990-an.
Menyoroti keadaan yang disampaikan di atas, selanjutnya Gubernur Lemhannas RI menyampaikan kembali pilar doktrin pertahanan darat 2045 yang sudah pernah disampaikan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo. Bahwa pilar doktrin pertahanan darat 2045 terdiri dari pertahanan rakyat, pertahanan semesta, pertahanan perang berlarut, pertahanan defensive aktif, pertahanan dalam, dan pertahanan gabungan. Gubernur Lemhannas RI menegaskan bahwa pilar-pilar tersebut harus terus dijaga dan tetap relevan.
Gubernur Lemhannas RI juga menyampaikan pentingnya adopsi teknologi, mengingat Presiden RI juga telah berpesan bahwa karakteristik perang masa depan akan semakin menggunakan teknologi tinggi.
Yang jauh lebih penting bukan paparan akademik yang saya lakukan hari ini, tapi adalah pengalaman dan yang paling utama strategic believe dari hadirin yang berpengalaman di organisasi militer dengan pengalaman tempur dan perangnya. Keyakinan strategis itu yang nantinya menentukan bagaimana kita memastikan Indonesia tetap memiliki kemenangan, baik dalam tempur taktis, maupun nanti perang yang sifatnya strategis, pungkas Gubernur Lemhannas RI.
Turut hadir menjadi narasumber dalam seminar tersebut, yakni Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M., dan Staf Ahli Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. (NA/CHP)
" />Selanjutnya Gubernur Lemhannas RI menyampaikan proyeksi teknologi militer dari OHanlon. Penelitian OHanlon menunjukkan bahwa dari tahun 1945 hingga tahun 2020 tidak terjadi lompatan teknologi militer yang signifikan. Pada dasarnya cara kita berperang sampai tahun 2020, kalau dibandingkan dengan tahun 1945 masih sama, yang beda hanya kualitas teknologinya saja, cara gelarnya masih sama. Belum ada lompatan teknologi, ujar Gubernur Lemhannas RI. Namun, OHanlon juga memberikan peringatan bahwa diperkirakan mulai tahun 2030 akan ada lompatan teknologi yang menyebabkan cara berperang pada tahun 2041 akan jauh berbeda dengan cara berperan tahun 1990-an.
Menyoroti keadaan yang disampaikan di atas, selanjutnya Gubernur Lemhannas RI menyampaikan kembali pilar doktrin pertahanan darat 2045 yang sudah pernah disampaikan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo. Bahwa pilar doktrin pertahanan darat 2045 terdiri dari pertahanan rakyat, pertahanan semesta, pertahanan perang berlarut, pertahanan defensive aktif, pertahanan dalam, dan pertahanan gabungan. Gubernur Lemhannas RI menegaskan bahwa pilar-pilar tersebut harus terus dijaga dan tetap relevan.
Gubernur Lemhannas RI juga menyampaikan pentingnya adopsi teknologi, mengingat Presiden RI juga telah berpesan bahwa karakteristik perang masa depan akan semakin menggunakan teknologi tinggi.
Yang jauh lebih penting bukan paparan akademik yang saya lakukan hari ini, tapi adalah pengalaman dan yang paling utama strategic believe dari hadirin yang berpengalaman di organisasi militer dengan pengalaman tempur dan perangnya. Keyakinan strategis itu yang nantinya menentukan bagaimana kita memastikan Indonesia tetap memiliki kemenangan, baik dalam tempur taktis, maupun nanti perang yang sifatnya strategis, pungkas Gubernur Lemhannas RI.
Turut hadir menjadi narasumber dalam seminar tersebut, yakni Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M., dan Staf Ahli Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. (NA/CHP)
">Selanjutnya Gubernur Lemhannas RI menyampaikan proyeksi teknologi militer dari OHanlon. Penelitian OHanlon menunjukkan bahwa dari tahun 1945 hingga tahun 2020 tidak terjadi lompatan teknologi militer yang signifikan. Pada dasarnya cara kita berperang sampai tahun 2020, kalau dibandingkan dengan tahun 1945 masih sama, yang beda hanya kualitas teknologinya saja, cara gelarnya masih sama. Belum ada lompatan teknologi, ujar Gubernur Lemhannas RI. Namun, OHanlon juga memberikan peringatan bahwa diperkirakan mulai tahun 2030 akan ada lompatan teknologi yang menyebabkan cara berperang pada tahun 2041 akan jauh berbeda dengan cara berperan tahun 1990-an.
Menyoroti keadaan yang disampaikan di atas, selanjutnya Gubernur Lemhannas RI menyampaikan kembali pilar doktrin pertahanan darat 2045 yang sudah pernah disampaikan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo. Bahwa pilar doktrin pertahanan darat 2045 terdiri dari pertahanan rakyat, pertahanan semesta, pertahanan perang berlarut, pertahanan defensive aktif, pertahanan dalam, dan pertahanan gabungan. Gubernur Lemhannas RI menegaskan bahwa pilar-pilar tersebut harus terus dijaga dan tetap relevan.
Gubernur Lemhannas RI juga menyampaikan pentingnya adopsi teknologi, mengingat Presiden RI juga telah berpesan bahwa karakteristik perang masa depan akan semakin menggunakan teknologi tinggi.
Yang jauh lebih penting bukan paparan akademik yang saya lakukan hari ini, tapi adalah pengalaman dan yang paling utama strategic believe dari hadirin yang berpengalaman di organisasi militer dengan pengalaman tempur dan perangnya. Keyakinan strategis itu yang nantinya menentukan bagaimana kita memastikan Indonesia tetap memiliki kemenangan, baik dalam tempur taktis, maupun nanti perang yang sifatnya strategis, pungkas Gubernur Lemhannas RI.
Turut hadir menjadi narasumber dalam seminar tersebut, yakni Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M., dan Staf Ahli Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. (NA/CHP)
">