Beri Pengantar bagi Peserta Paskibraka Tingkat Pusat 2023, Gubernur Lemhannas RI Menyampaikan Makna Nilai dalam Sila-Sila Pancasila
Berita & Artikel Senin, 17 Juli 2023, 07:57
Setelah upacara pembukaan Pemusatan Pendidikan dan Pelatihan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tingkat Pusat Tahun 2023 oleh Lemhannas RI dan BPIP, acara dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto di Aula Dwiwarna Purwa, pada Senin (17/7).
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas RI memberikan materi berjudul Kompetisi Hegemoni, Pancasila, dan Indonesia 2045. Mengawali paparannya, Gubernur Andi Widjajanto menyebutkan bahwa dunia akan berubah secara signifikan.
Gubernur Lemhannas RI memberikan pemahaman kepada peserta Paskibraka bahwa hari ini, dalam membuat kebijakannya, Indonesia tidak bisa membuat strategi ke depan tanpa memperhatikan dunia. Indonesia masuk ke negara G-20 yang artinya negara dengan urutan ekonomi dua puluh besar di dunia. Tiap bergerak, Indonesia harus memperhatikan berbagai hal.
Untuk para anggota paskibraka yang merupakan generasi Z, Gubernur Andi Widjajanto menyampaikan bahwa mereka akan menghadapi pesatnya perkembangan teknologi digital dan energi hijau.
Tapi pada saat kita berusaha melakukan lompatan teknologi, tantangannya sangat besar. Moga-moga kami generasi X bersiap untuk kemudian membuat terobosan yang nanti teman-teman butuhkan, ujar Gubernur Andi Widjajanto.
Tentang geopolitik, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa terlihat jelas AS berada di posisi kanan, Tiongkok di kiri sedangkan Indonesia di tengah. Sejalan dengan hal tersebut, dunia berjalan dengan tidak pasti.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, kita meyakini Pancasila yang menjadi benteng kita, kata Gubernur Lemhannas RI. Gubernur menyampaikan bahwa Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang mengombinasikan agama, dengan kemanusiaan, peradaban, nasionalisme dan patriotisme, demokrasi, serta kesejahteraan menjadi suatu fondasi.
Lebih lanjut, Gubernur Andi Widjajanto menyampaikan kekhasan Indonesia di tengah pertarungan nilai-nilai untuk masing-masing sila. Sila pertama memutuskan agama digunakan sebagai rujukan untuk mengatur beberapa aspek kehidupan, seperti rujukan untuk mengatur perkawinan, mengatur warisan, pelaksanaan ibadah haji untuk umat Islam, sampai munculnya ekonomi syariah.
Pada sila kedua membahas tentang pembangunan manusia dan membentuk kualitas manusia menjadi lebih baik. Gubernur Lemhannas RI kembali menegaskan kepada peserta Paskibraka agar harus bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Hal tersebut dikarenakan generasi peserta Paskibraka akan mengalami lompatan teknologi yang jauh, sehingga aspek pembangunannya akan lebih tajam dan dalam.
Gubernur Lemhannas RI berharap lompatan teknologi tersebut dapat membantu menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan generasi Z untuk memperbaiki kualitas manusia ke depan.
Lalu sila ketiga, ada dua hal penting yang disampaikan. Pertama adalah komitmen untuk membangun Indonesia dengan menyesuaikan karakter geografisnya, yakni kepulauan dan maritim.
Kedua adalah tentang persatuan dan kesatuan. Indonesia masih rentan persatuan dan kesatuannya.
Kelemahan Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori. Pertama, sektor keamanan meliputi perangkat hankam dan disintegrasi. Dua indikator ini menunjukkan kapasitas Indonesia dalam menangkal gangguan keamanan baik dari internal maupun eksternal. Kedua, sektor politik yang mencakup HAM dan rule of law serta elite yang terbagi dalam kelompok-kelompok. Pelaksanaan demokrasi menjadi aspek kunci dari dua indikator ini. Ketiga, sektor pembangunan manusia yang melingkupi pemenuhan kebutuhan dasar, tekanan demografi, dan brain drain. Penangkalan risiko dan pembangunan di tiga sektor utama ini dinilai menjadi modalitas utama untuk menjaga stabilitas dan persatuan nasional.
Kemudian, sila keempat yang menginginkan masyarakat Indonesia untuk membuat keputusan dengan hikmat kebijaksanaan. Namun, untuk sila keempat jika diterjemahkan secara universal artinya adalah demokrasi. Demokrasi pada Indonesia dianggap bagus transisinya dari masa orde baru sampai menjadi negara demokrasi seperti sekarang karena pemilu demokratis telah dijalankan lima kali berturut-turut. Jika sudah tujuh kali berturut-turut, Indonesia akan menjadi negara demokrasi matang dan diharapkan kesejahteraan akan meningkat signifikan.
Pada sila kelima, keadilan sosial Indonesia telah berada di jalur yang benar. Hal tersebut terlihat dengan penerapan jaminan kesehatan universal yang Indonesia lakukan untuk semua penduduk.
Paparan dilanjutkan dengan pesan Gubernur Lemhannas RI kepada peserta agar dapat memahami siapa kita, serta dapat memperkuat Pancasila dalam menghadapi pertarungan dunia sehingga dapat bersiap-siap untuk mentransformasi Indonesia untuk tahun 2045.
Moga-moga kami, baik Lemhannas dan BPIP, mampu memberikan fondasi yang cukup, mampu memberikan optimisme yang cukup ke teman-teman bahwa Indonesia akan bergerak menjadi negara utama dunia, pungkas Gubernur Andi Widjajanto. (SP/CL)