Audiensi Gubernur Lemhannas RI dengan Rektor Universitas Pancasila

News & Article Thursday, 13 March 2025, 14:00

Gubernur Lemhannas RI Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si. menerima audiensi Rektor Universitas Pancasila Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU. beserta jajaran pada Kamis (13/3). Turut hadir dalam audiensi tersebut, yakni Wakil Rektor Bidang Pembelajaran Kurikulum dan Alumni Prof. Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho; Direktur Pembelajaran dan Kurikulum Dr. Nana Nawasiah, S.E., M.M.; Direktur Kerja Sama dan Hubungan Kelembagaan Gunawan Baharuddin, S.E., M.Ec., Ph.D; dan Kepala Biro Komunikasi Dr. Fitria Angelica M.Si.

Dalam pertemuan tersebut, didiskusikan persoalan ketahanan pangan. Pembahasan mengenai rendahnya minat generasi muda untuk bertani menjadi salah satu topik yang dibahas pada pertemuan itu. Rektor Universitas Pancasila menyampaikan hasil kajian yang dilakukan Universitas Pancasila menggambarkan dampak perubahan iklim pada sektor kesehatan, energi, dan pangan. Dalam sektor kesehatan, munculnya penyakit-penyakit baru merupakan hal yang harus diwaspadai.

Selain munculnya penyakit baru, hasil kajian juga menunjukkan bahwa 92% obat Indonesia dan hampir seluruh alat kesehatan masih harus diimpor. Hanya ranjang yang saat ini sudah diproduksi dalam negeri. Menurutnya, hal tersebut harus segera dicarikan solusinya.

Selanjutnya, Rektor Universitas Pancasila menyampaikan terkait cadangan sumber daya alam yang semakin menipis. Sampai saat ini Indonesia belum menemukan pengganti pembangkit listrik dengan tenaga batu bara. Substitusi dengan tenaga matahari pun diperkirakan tidak cukup untuk 50% dari konsumsi energi Indonesia. Di sisi lain, saat ini banyak alat transportasi yang beralih dari fosil ke listrik yang tentunya membutuhkan pengisian daya. Sementara itu, produksi listrik Indonesia tidak bisa mencukupi kebutuhan.

Kemudian dalam sektor pangan, dinilai ketahanan pangan Indonesia tanpa dibawa impor hanya bisa bertahan selama 2,5 bulan. Dalam sektor pangan juga terlihat adanya perubahan budaya di mana tingginya konsumsi dan roti sebagai pengganti beras. “Itu mungkin jadi bagian dari gerakan kembali ke nilai-nilai dasar bangsa, bahwa bangsa kita bukan pemakan gandum dan gandum tidak bisa tumbuh di sini,” ujar Rektor Universitas Pancasila.

Beriringan dengan fenomena tersebut, angka luas tanah yang berfungsi sebagai sawah semakin menurun. Penurunan tersebut juga diikuti dengan penurunan jumlah petani. Hal tersebut mengakibatkan tidak seimbangnya antara angka produksi dan konsumsi. Anak-anak muda menunjukkan ketidakinginan menjadi petani karena kesan petani yang kumuh dan penghasilannya sedikit. Menurut Rektor Universitas Pancasila, hal ini harus dijadikan sebagai alarm bagi penyusun kebijakan. Diperlukan kebijakan yang tidak hanya fokus pada luas tanah yang difungsikan sebagai sawah, tetapi juga pemanfaatan teknologi dalam pertanian Indonesia.

Gubernur Lemhannas RI menyampaikan sangat terbuka untuk berkolaborasi dan bekerja sama untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan tersebut. Menyoroti terkait pemanfaatan teknologi dalam sektor pertanian, Gubernur Lemhannas RI percaya bahwa pemanfaatan teknologi adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditolak. Pemanfaatan teknologi tentunya akan mendorong terjadinya hilirisasi.

“Konsep hilirisasi akan mendorong bagi peningkatan, selain nilai tambah ekonomi tapi juga peningkatan lapangan kerja,” kata Gubernur Lemhannas RI. Oleh karena itu, Lemhannas RI memandang penting kajian terkait program hilirisasi.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas RI menekankan bahwa kolaborasi sangat diperlukan dalam mengatasi dan mencari solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut. “Saya kira kita punya concern yang sama, apa yang nanti bisa dikolaborasikan tentu kita sangat terbuka,” pungkas Gubernur Lemhannas RI.

Turut mendampingi Gubernur Lemhannas RI dalam audiensi tersebut, yakni Sekretaris Utama Lemhannas RI Drs. R.Z. Panca Putra S., M.Si.; Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P.; Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI Rido Hermawan, M.Sc.; dan Tenaga Profesional Bidang Geostrategi dan Ketahanan Nasional Lemhannas RI Dr. Margaretha Hanita, S.H., M.Si. (NA/CHP)


Tag