Forum Komunikasi Ketahanan Nasional sebagai Wadah Para Akademisi dan Praktisi

News & Article Tuesday, 29 April 2025, 15:00

Lemhannas RI kembali menyelenggarakan Forum Komunikasi Ketahanan Nasional bertempat di Ruang Kresna, Lemhannas RI, pada Selasa (29/4). Kegiatan tersebut telah dilaksanakan Lemhannas RI sejak tahun 2020 sebagai sarana komunikasi para pemangku kepentingan bidang ketahanan nasional termasuk para akademisi dalam rangka membahas perkembangan ilmu ketahanan nasional.

Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. menyampaikan bahwa pada tahun 2023 telah dihasilkan rekomendasi yang meliputi tiga hasil diskusi. Pertama, perkembangan keilmuan ketahanan nasional yang secara ilmiah harus diakomodasi dalam bentuk rumpun ilmu. Kedua, adanya akomodasi penerimaan ketahanan nasional dalam seleksi CPNS dan ASN. Ketiga, pembentukan asosiasi dan pengajar rumpun ilmu ketahanan nasional dengan nama Asosiasi Dosen dan Pengajar Ketahanan Nasional (APTANNAS).

“Forum ini sangat penting dalam rangka terus membangun pemikiran, koordinasi, serta bertukar informasi dalam hal studi ketahanan nasional,” kata Gubernur Lemhannas RI Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si. Selanjutnya Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa kompleksitas lingkungan strategis dan ketidakpastian global menuntut seluruh pihak untuk mencari cara dan solusi atas berbagai ketidakpastian yang datang. Dengan demikian, diperlukan pengetahuan dan kemampuan terkait ketahanan guna menjaga stabilitas bangsa dan negara.

Sebagai upaya mewujudkan ketahanan nasional yang tangguh, Lemhannas RI juga mengambil langkah untuk membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Pengajar Ketahanan Nasional. Pembentukan LSP tersebut merupakan upaya agar para pengajar pohon ilmu ketahanan memiliki standarisasi dalam proses pengajaran ketahanan nasional. Diharapkan pembentukan LSP akan mendukung peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam bidang ketahanan, termasuk dosen dan pengajar ilmu ketahanan nasional.

Hadir dalam forum komunikasi tersebut selaku narasumber, yakni Kaprodi Ketahanan Nasional Universitas Indonesia Dr. Palupi Lindiasari Samputra, S.Pi.; Wakil Kepala Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Armaidy Armawi, M.Si.; Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si.; Staf Ahli Bidang Budaya Kerja Kementerian PANRB Abdul Hakim, S.Sos., M.Si.; dan Kepala Divisi Kerja Sama dan Pengembangan Beasiswa LPDP Dr. Agam Bayu Suryanto, S.E., M.B.A.

Kaprodi Ketahanan Nasional Universitas Indonesia Dr. Palupi Lindiasari Samputra, S.Pi., M.M. menyampaikan terkait peran penting ahli bidang ketahanan dalam berbagai bidang dan level dalam menghadapi era globalisasi di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Dr. Palupi Lindiasari Samputra, S.Pi., M.M. menyampaikan bahwa era yang semakin terbuka, seperti saat ini, diiringi dengan konsekuensi. Gangguan dan disrupsi semakin tidak terprediksi, bahkan gangguan dan disrupsi tersebut tidak hanya memengaruhi negara, tapi juga sampai ke tingkat masyarakat, keluarga, dan individu. Dengan demikian, dibutuhkan kemampuan dalam menghadapi gangguan dan disrupsi yang muncul. “Jika tidak memiliki kemampuan mitigasi persiapan menangani maka risiko terjadinya chaos akan semakin tinggi,” ujar Dr. Palupi Lindiasari Samputra, S.Pi., M.M.

Menurut Dr. Palupi Lindiasari Samputra, S.Pi., M.M., bahkan ilmuwan seringkali kesulitan, bahkan tidak bisa, menjelaskan fenomena disrupsi yang terjadi saat ini. Hal tersebut dikarenakan disiplin ilmu tidak didesain untuk mengatasi berbagai jenis krisis. Namun, berbanding terbalik dengan disiplin ilmu lainnya yang sangat rigid, ilmu ketahanan mengajarkan bagaimana mengantisipasi, merespons, dan memulihkan keadaan. Perkembangan ilmu ketahanan akan memberikan kemampuan untuk menyerap perubahan dengan cara menyesuaikan diri dalam rangka mempertahankan kondisi aman dan menghindari risiko yang lebih buruk.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Palupi Lindiasari Samputra, S.Pi., M.M. menekankan bahwa pohon ilmu ketahanan dapat menjadi poros agar lebih fleksibel dalam mengembangkan berbagai bentuk ketahanan baik ketahanan nasional, ketahanan daerah, ketahanan keluarga, bahkan ketahanan individu. Maka ilmu ketahanan menjadi disiplin ilmu yang penting baik untuk hari ini, maupun masa mendatang.

Sejalan dengan Dr. Palupi Lindiasari Samputra, S.Pi., M.M., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si. menyampaikan bahwa ketahanan nasional adalah pilar kekuatan dalam menghadapi berbagai ancaman dan sangat penting untuk menjaga stabilitas.

Lebih lanjut, Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si. menyampaikan bahwa tantangan dalam pohon ilmu ketahanan nasional adalah lingkungan strategis yang begitu cepat berubah sehingga menuntut adaptasi atas perubahan tersebut. Sehingga dibutuhkan kurikulum yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. Tantangan lainnya adalah dibutuhkannya akurasi data yang tinggi dalam pohon ilmu ketahanan. “Semakin baik akurasi data, maka yang dihasilkan pasti akan sangat bermanfaat bagi ketahanan nasional,” ucap Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si.

Namun, walaupun menghadapi tantangan yang tidak mudah, bukan berarti pohon ilmu ketahanan tidak memiliki peluang pengembangan. Peluang pengembangan program studi ketahanan dapat berupa kerja sama institusi dengan lembaga pendidikan dan lembaga penelitian baik dari dalam maupun luar negeri.

Mengakhiri paparannya, Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si. menekankan bahwa diperlukan persiapan generasi muda dalam bidang ketahanan untuk menghadapi tantangan masa depan. Generasi muda tersebut harus unggul, bukan hanya dalam akademi, tetapi juga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Sebagai penerus bangsa, generasi muda harus dibekali kemampuan dan semangat untuk terus belajar serta mengembangkan solusi atas dinamika yang terjadi. (NA/CHP)


Tag