Beri Ceramah kepada Peserta P4N 68 Lemhannas RI, Gubernur Lemhannas RI Bicara tentang Kepemimpinan Nasional
Berita & Artikel Rabu, 19 Maret 2025, 19:00
“Kepemimpinan itu kunci dari suksesnya organisasi, tanpa kepemimpinan yang kuat maka tidak mungkin sebuah organisasi bisa mencapai tujuan yang diinginkan,” ujar Gubernur Lemhannas RI Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si. saat memberikan ceramahnya tentang kepemimpinan di kelas Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) 68 di Ruang NKRI pada Rabu (19/3).
Dalam ceramah yang diberikan, Gubernur Lemhannas RI ingin memastikan peserta pendidikan Lemhannas RI sebagai calon pimpinan nasional dapat menjadi pemimpin berkarakter dan mengetahui tentang perkembangan masa kini. Hal tersebut penting dalam mengambil kebijakan dengan mengetahui kondisi yang sedang terjadi.
Melanjutkan ceramahnya, Gubernur Lemhannas RI mengatakan bahwa pemimpin merupakan figur penggerak bagi jalannya organisasi. “Seorang pemimpin yang diam bukan berarti tidak bergerak, melainkan sedang mengkalkulasi langkah-langkah yang tepat dalam menggerakkan organisasi,” ujar Gubernur Lemhannas RI. Oleh karena itu, pemimpin harus mampu memberikan dorongan kepada para anak buahnya yang dipimpinnya.
Tentang karakter kepemimpinan dunia, pemimpin berdiri dengan karakternya masing-masing, seperti memberikan dampak besar terhadap penguasaan global, dapat menentukan arah dunia, mampu mengambil keputusan yang tepat dan dapat mengubah arah politik, ekonomi, dan sosial dunia, serta dapat meningkatkan kekuatan negaranya untuk mempengaruhi dinamika dunia.
Melanjutkan paparannya, Gubernur Lemhannas RI menegaskan bahwa seorang pemimpin harus mampu membaca kondisi terkini zaman. Terkait kondisi politik dan keamanan global, hal yang disoroti di antaranya adalah keberpihakan Amerika Serikat (AS) pada Rusia dan rencana penghentian konflik dengan Ukraina, prioritas Eropa pada pertahanan untuk antisipasi berkurangnya perhatian AS, potensi penguasaan wilayah dengan kekerasan di Greenland, gejolak di Kongo, perang saudara di Syria, serangan AS ke Yaman, dan lainnya.
Mengenai kondisi ekonomi, hal yang perlu diperhatikan adalah unilateralisme dan proteksionisme yang memunculkan gangguan supply chain, perlambatan pertumbuhan ekonomi global, perang dagang yang memicu pelemahan ekonomi dunia, pemberlakuan tarif impor, emas dan krypto menjadi trend aset safe heaven, ketidakseimbangan kecepatan industrialisasi Tiongkok, dan lainnya.
Lebih lanjut, tantangan yang juga serius adalah perubahan iklim. Tren yang terjadi adalah keluarnya AS dari Paris Agreement, kebakaran besar di AS, Brazil, dan Kanada, cuaca ekstrem di Eropa, potensi perdagangan karbon meningkat, dan lainnya. Adapun isu lainnya yang harus diperhatikan adalah isu kesehatan dunia dan disrupsi teknologi terkait perang semi konduktor, teknologi quantum, kemajuan artificial intelligence, dan lainnya.
Bicara tentang kepemimpinan di era disrupsi, seorang pemimpin harus bisa menghadapi perubahan teknologi, menghadapi ketidakpastian bisnis, berkompetisi internasional, membangun kepemimpinan yang berinovasi, membangun SDM digital, berorientasi pada nilai dan etika kepemimpinan, memerhatikan nilai generasi milenial, generasi Z, dan perubahan paradigma kerja, serta melakukan manajemen perubahan dan resiliensi organisasi. “Yang paling penting sebagai pimpinan nasional harus memiliki pemimpin yang berkarakter, teguh memegang prinsip-prinsip kebangsaan, tidak pragmatis. Jangan sampai kita semua menjadi pragmatis. Inilah karakter pemimpin yang kita harapkan ke depan,” kata Gubernur Lemhannas RI.
Untuk membangun pemimpin masa depan, dimulai dengan membuat konsep kepemimpinan masa depan, yakni visioner, adaptif, dan inovatif yang menekankan pada kesiapan menghadapi perubahan, pemberdayaan tim, serta penerapan nilai-nilai keberlanjutan dan kolaborasi dalam pengambilan keputusan.
Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI menekankan bahwa kepemimpinan yang baik adalah pemimpin yang berkarakter. Pemimpin berkarakter tersebut harus didasari dengan memegang teguh nilai-nilai, open-minded, mentransformasikan nilai, dan adaptif. Kepemimpinan berkarakter merupakan suatu hal yang penting karena kompeten dan berintegritas, mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam organisasinya, dan pemimpinnya berbasis pada nilai untuk keberlanjutan pembangunan.
Sejalan dengan pentingnya kepemimpinan berkarakter, dalam mencetak calon pemimpin nasional, Lemhannas RI membangun beberapa strategi, yaitu memberikan pemahaman wawasan geopolitik dan geostrategi, internalisasi nilai nilai kebangsaan yang bersumber dari 4 konsensus dasar nasional, pengembangan kompetensi multikultural, pendidikan, pelatihan bertahap, bertingkat dan berkelanjutan, pemanfaatan teknologi dan inovasi, serta adaptasi gaya kepemimpinan dengan perkembangan zaman.
Menutup ceramahnya, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan kepemimpinan berkarakter dibutuhkan ke depan dalam rangka untuk memastikan peserta pendidikan Lemhannas RI menjadi pemimpin yang siap untuk memimpin bangsa Indonesia di masa depan. Pemimpin yang berkarakter itu juga lah yang menjadi salah satu kunci untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju. (SP/CHP)