Gubernur Lemhannas RI: Indonesia Membutuhkan Pemimpin yang Tangguh, Visioner, dan Adaptif

Berita & Artikel Kamis, 20 Maret 2025, 19:00

“Kekuatan sebuah bangsa terletak dari sejauh mana para penegak hukum bekerja secara profesional dalam menegakkan keadilan,” kata Gubernur Lemhannas RI Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si. saat memberikan kuliah umum di Sekolah Staf dan Pimpinan Lemdiklat Polri, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat pada Kamis (20/3). Kuliah umum tentang Ketahanan Nasional tersebut diikuti para peserta didik Sespimti Polri Dikreg ke-34, Sespimmen Polri Dikreg ke-65, dan Sespimma Polri angkatan ke-73.

Di tengah beragam dinamika global dan nasional yang terjadi di berbagai belahan dunia, bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang semakin tidak mudah. “Setiap yang terjadi dalam bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari konteks global,” ucap Gubernur Lemhannas RI. Oleh karena itu, peran dunia pendidikan khususnya pendidikan pada level pimpinan aparat penegak hukum di Indonesia menjadi semakin penting agar para aparat penegak hukum dapat memahami dinamika situasi global.

Berkaitan dengan hal tersebut, Gubernur Lemhannas RI berpendapat bahwa sebuah bangsa akan memiliki ketahanan nasional yang kuat untuk mencapai kesejahteraan jika para aparat penegak hukum memiliki profesionalisme dalam bekerja, kemampuan menegakkan keadilan, dan membangun integritas. Oleh karena itu, para calon pemimpin aparat penegak hukum perlu mendapatkan pendidikan yang komprehensif, holistik, dan integral.

Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan beberapa isu geopolitik global seperti pola ekonomi yang memasuki the new economic order di mana masing-masing negara mengutamakan kepentingan ekonomi dalam negeri dibanding transaksi perdagangan antarnegara. Hal tersebut tentunya memengaruhi dan mengganggu rantai pasok komoditi. Selanjutnya, kondisi geopolitik juga dipengaruhi dengan kemungkinan terjadinya kejahatan yang berbasis siber, perubahan iklim, dan munculnya penyakit-penyakit baru. “Apa yang terjadi dalam dinamika global pasti akan memengaruhi terhadap kondisi ketahanan nasional dan keamanan dalam negeri,” ucap Gubernur Lemhannas RI.

Beralih ke situasi dalam negeri, Indeks Ketahanan Nasional Tahun 2024 menunjukkan posisi cukup tangguh dengan skor 2,87. Namun, dari delapan gatra yang diukur, gatra sosial budaya berada pada status kurang tangguh dengan skor 2,55. Oleh karena itu, tantangan Polri dalam mewujudkan keamanan dalam negeri menjadi cukup rumit.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 13 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, tugas Polri dalam menjaga stabilitas keamanan nasional adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Menyoroti amanat tersebut, Gubernur Lemhannas RI menegaskan bahwa Polri mengemban tugas yang tidak mudah. “Tugas Polri menjadi penting sekali keberadaannya untuk menciptakan keamanan,” ujar Gubernur Lemhannas RI.

Menurut Gubernur Lemhannas RI, stabilitas keamanan nasional hanya dapat tercapai jika memiliki kemampuan dalam memahami perubahan strategi global serta meresponsnya dengan kolaborasi dan sinergi yang solid di antara berbagai elemen bangsa.

Gubernur Lemhannas RI menegaskan bahwa penting bagi para anggota Polri untuk terus memperkuat pemahaman tentang empat konsensus dasar bangsa dan nilai-nilai dasar Bhayangkara yang tercermin Dari Tri Brata, Catur Prasetya, dan Kode Etik Profesi Polri. Maka para calon pemimpin Polri harus menjadi pemimpin yang visioner, adaptif, dan inovatif dalam menghadapi berbagai tugas, pemberdayaan tim, serta penerapan nilai-nilai keberlanjutan dan kolaborasi dalam pengambilan keputusan.

“Pemimpin yang dibutuhkan oleh bangsa kita saat ini adalah pemimpin yang berintegritas, pemimpin yang berkarakter, dan pemimpin yang memberikan keteladanan sehingga mampu menggerakkan potensi yang dimiliki bangsa,” tutur Gubernur Lemhannas RI. Menutup paparannya Gubernur Lemhannas RI menekankan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya bukan karena berdasarkan rasa takut anggota, tetapi karena anggota memahami adanya kesamaan nilai perjuangan. (NA/CHP)


Tag